Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi
Padepokan Blacanan
Pada penyerbuan Fatahillah ke sunda kelapa 1522-1527 M saat itu pulalah
terjadi perpindahan secara besar ribuan pasukan Demak Bintoro menuju Sunda kelapa
( sekarang Jakarta ), Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi dan putranya yang
bernama Husain menyertai Fatahillah berjihad ke Sunda kelapa, dari jihad fi
sabilillah Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi kemudian berdakwah keliling tanah
jawa kemudian membangun Padepokan Blacanan di daerah Pekalongan seperti ayahnya
yang juga seorang penasehat di Padepokan Trengguli Wonosalam Demak. Beliau bersama Syaikh Hasan Tohir merupakan salah seorang ulama yang hidup pada
masa Kerajaan Demak. Dia memiliki garis
keturunan dengan Sunan malik ibrohim maghribi Gresik. Beliau bermukim di Demak,
lokasi tepatnya sekarang adalah di Desa Trengguli, Kecamatan Wonosalam,
Kabupaten Demak.Semasa hidupnya dia bersama kyai dan tokoh agama Islam lainnya
bermukim di tempat yang digunakan untuk mendidik para calon kyai yang akan
diterjunkan di sejumlah daerah. Terdapat sembilan guru ahli agama yang mengusai
berbagai ilmu, seperti ahli nahwu, ahli
ilmu kanuragan, pengobatan,Fiqih,Tauhid, Tashawuf, dan lainnya.Mereka yang berada
di Padepokan Trengguli
tersebut antara lain: Syekh Maulana Abdurrahman bin Syaikh Ibrohim Husain
Maghribi bin Syekh Abdullah (penasehat), Syaikh Hasan Tohir (pengasuh padepokan),anggota
pengasuh :Syaikh Ali Ahmad, Nyai Sayidah Siti Arifah istri Syaikh Hasan Tohir,
Syaikh Mutholib,Syaikh Maulana Saifuddin, Syaikh Abdul Manan, Syaikh Abdul
Malik Amir Maghribi, Syaikh Abdul Ghofur. Kesembilan
guru tersebut mendidik para santri dengan tahapan yang detail. Masing-masing
mereka mengajarkan ilmunya kepada para santri dengan cara yang mudah difahami.
Para santri bukan hanya dididik soal agama, cara beribadah yang benar,membiasakan
semua langkah dengan Dzikir, tetapi juga diberi pemahaman tentang kanuragan,
pengobatan dan
sebagainya khususnya ilmu Thoriqoh ,Kesemua ilmu tersebut sangat bermanfaat
untuk syiar Islam.Sikap dan rasa prihatin (Tirakat ) ditanamkan
kepada para santri dengan maksud agar mereka lebih siap mental menghadapi
persoalan tersulit. Sebab, perjuangan syiar Islam bukan hal mudah, terutama
syiar yang dilakukan di daerah terpencil( pedalaman ).Apalagi bila mendapat perlawanan dari pemegang kekuasaan
atau oleh mereka yang punya kekayaan.Pendidikan di Padepokan trengguli ini juga
mendapat pengajaran langsung dari majlis Walisongo,seperti Sunan Kalijaga,
Sunan Muria,Sunan Gunungjati dan Sunan Kudus. Mereka
menjadi guru ilmu-ilmu shufi khos
(Thoriqoh).Para santri yang dinyatakan mumpuni langsung diarahkan untuk
menyebarkan Islam ke daerah penjuru nusantara. Bahkan, ada yang berdakwah syiar
Islam ke daerah lain di manca negara.Meski telah berada di daerah lain, tak
jarang komunikasi tetap dilakukan. Seperti dengan mengirimkan warga yang telah
masuk Islam untuk menjadi santri di padepokan tersebut. Peran padepokan ini
terbukti mempercepat penyebaran Islam di Indonesia. Di antara mereka ada yang
mendirikan pondok pesantren, ada pula yang mendirikan pendidikan agama di surau-surau
dan lainnya.Namun seiring perjalanan waktu, Padepokan Trengguli
seperti tak meninggalkan jejak. Para pengasuh dan pendiri padepokan meninggal, serta
anggota lainnya banyak yang meninggalkan padepokan untuk menyebarkan islam.
Kini yang tersisa hanyalah sejarah.seperti juga Padepokan Ampel Denta Sunan
Ampel di Surabaya yang kini tinggal sejarah.Namun hasil perjuangan mereka telah
mendukung perjuangan dalam menyebarkan Islam di Indonesia, bahkan sampai
Malaysia, Brunai Darrussalam, Philipina, Thailand, Kamboja.begitu pula Padepokan
blacanan dipekalongan lenyap ditelan waktu hanya tinggal sejarah.Maka jika ditilik dari sejarah tersebut diatas maka
Syaikh Abdul Malik Maghribi adalah tokoh belakang layar dibalik berdirinya Jayakarta
ibukota Republik Indonesia dimasa lalu (masa
Fatahillah )maka makam putra dan cucu
beliau yang bernama Datuk Husain di Jayakarta dan datuk Ibrohim di Condet
sangat dirawat oleh masyarakat Condet bahkan didirikan mushola disana yang
bernama Mushola Assa’adah di Gang datuk Ibrohim Condet Balekambang Jakarta timur.
Maka tidak asing bagi masyarakat Depok Blacanan khususnya dan Pekalongan pada
umumnya untuk menguji iman dan nasibnya merantau ke Jakarta seperti jejak para
leluhurnya karena tanpa disadari Jakarta-Pekalongan mempunyai ikatan emosional
turun temurun, maka dari itulah jarang (sedikit)
yang merantau ke Semarang atau Surabaya
atau jauh ke Madura.Diriwayatkan dalam kitab Syajaroh li
syaikh ahmad bin ali bin umar jakarta bahwa Syaikh abdul malik Amir
Maghribi adalah Putra Syaikh Ibrohim Husain Maghribi Demak Putra Syaikh
Abdurrahman Al maghribi Trengguli putra Syaikh Abdullah Maghribi Semanding
Tuban putra Syaikh Maulana Malik Ibrohim Maghribi Gresik putra Sulton Zainal ‘Alam
putra Sulton Jamaluddin Husain ( Datuk Tuwajo Makassar ).Diriwayatkan pula
dalam kitab Tarikh Auliya karya
Syaikh Bisyri Mushtofa Rembang bahwa Syaikh jamaluddin husain ( Datuk
Tuwajo Makassar ) adalah bin al Imam Ahmad Syah Jalal bin al Imam Amir Abdullah
Khan bin Abdul Malik Amir bin Alwi Ammul faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin
‘Ali khali’ qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad al Muhajir
bin ‘Isa bin ‘Ali al ‘Uroidly bin Ja’far Shodiq al madany bin Muhammad al baqir
al madany bin ‘Ali zainal abidin al madany bin Imam Husain bin Imam ‘Ali bin Abi
tholib Krw suami Fathimah binti Sayyidina Muhammad SAW.silsilah tersebut juga
diterangkan dalam perpustakaan Jamiat Kheir Jakarta oleh Habib Ali Ahmad
Assegaf dan juga Habib Muhammad Alwi al Habsyi Jakarta diterangkan
pula dalam Kitab Al Madkhol ila Tarikh al islam fi syarqil aqsha karangan
Al Allamah Al Habib alwi bin Thahir al Haddad
mufti Johor. Dalam kitab Syajaroh diriwayatkan ketika
Syaikh Abdul Malik Amir Maghribi wafat beliau dimakamkan di Padepokan Blacanan bersama
cucu beliau yaitu Syaikh Datuk Ahmad bin Ali Jatinegara dibawah rindang pohon Tanjung
sari anom yang saat ini berada dilokasi wisata Pantai Depok mirip kisah Syaikh
Hasan bin Muhammmad al Haddad (Mbah Priok) yang dimakamkan dibawah pohon Tanjung
bersama periuknya sehingga daerah tersebut kini terkenal dengan Tanjung Priok
Jakarta.Kini padepokan blacanan menjadi nama desa disebelah timur dengan nama Depok
dan di sebelah barat dengan nama Blacanan dengan bukti kitab-kitab tersebut
serta riwayat para sesepuh dan orang-orang Tua yang masih mengingat dalam memori mereka
dalam wawancara dengan beberapa warga sekitar bahwa mereka sempat melihat ada makam kuno di
bawah pohon tanjung sari anom,Maka tidak aneh jika didaerah sekitar Padepokan blacanan
dipesisir pantura Pekalongan Pemalang bertebaran makam-makam tua para penyebar
islam yang makamnya ada yang masih terawat ada juga yang lenyap karena
perubahan alam atau tangan jahil manusia seperti :
1. Datuk Ahmad bin ali jatinegara
2. Makam Pangeran Anom Depok
3. Makam mbah Abu Sahar Depok
4. Makam Among jiwo di Ulujami
5. Makam Rokodimerto di Ulujami
6. Makam Syaikh Syamsuddin Pantai Wisata Widuri
7. Kanjeng
Sepuh Suwargi Reksodiningrat Segeseng
8. Makam
kyai wulan di samong
9. Makam Datuk
Muhammad Ali makam suci Rembun
Bahkan
konon menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat sekitar Depok Blacanan
tokoh legendaris Nyi Rantan sari pernah “nyanggrah/ nyantri “ di
Padepokan blacanan tempat jatuh keretanya dinamai Kedung pedati dan tempat
ilang perhiasannya dinamai Kedung inten. Beberapa keanehan kadang terjadi di
sekitar makam tanjung sari anom antara lain :
Pada tahun 60 an ada ikan
seukuran bis kota terdampar disana dan semua orang yang terlibat menyakiti ikan
tersebut ada yang mati atau ilang tanpa kabar, sebagian petani melati ada yang pernah
ditemui seseorang yang kadang mengaku sebagai Kaji Kuningan yang mengaku dari
sunda kelapa atau pangeran Kyai Sholeh, itu adalah julukan Syaikh Abdul Malik
Amir Maghribi sehingga menurut wawancara dengan warga sekitar makam Mbah Abu
Sahar Depok ada yang sebulan sekali
masih ziarah ke tanjung sari walaupun saat itu makam penuh rumput dan
ilalang.ini bisa dijadikan tauladan bagi
pemuda yang menghargai para sesepuhnya. Konon ada pendatang yang mengencingi
pohon tanjung sari sampai dirumah ia terus terkena nasib sial dan sakit tak
bisa diobati sehingga mati.Juga diselatan makam ada sumur yang sebagian warga
menamai sumur tanpo ono yang dahulu sering digunakan para
orang tua untuk mengobati penyakit atau keperluan yang lain seperti warga
batang yang kapalnya lama tidak laku, lalu ia Tabarrukan mengambil air sumur tanpo
ono lalu disiramkan air sumur itu kekapalnya paginya ada orang dari
jakarta yang membeli kapalnya dan mungkin jika kita selidiki masih banyak hal
aneh dan indah disekitar tanjung sari
walaupun semua itu hakikatnya adalah kehendak dan rahasia Alloh subhanahu
wata’ala yang Maha Kuasa untuk menampakkan kuasaNYa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar